Kamis, 22 Desember 2016

Mama -

22 Desember 2016 -

Hari ini diperingati sebagai hari Ibu. Namun bagiku, setiap hari adalah hari Ibu. 
Tinggal bersama Mama hingga berada di usia 22 tahun.
Ma,
Maafkan anakmu ini yang masih belum mampu membalas segalanya.
Dan semua yang telah Mama lakukan, tidak dapat aku balas sama seperti apa yang sudah Mama korbankan selama ini.
Ma,
Terimakasih untuk doa-doa yang selalu Mama panjatkan selama ini. 
Ma,
Kata-kata saja bahkan tidak cukup untuk mengungkapkan betapa beruntungnya aku dilahirkan dari rahim Mama.
Begitu banyak kesalahan yang telah aku lakukan dan membuat hati Mama teriris dan sakit. Maaf.
Maaf karena aku belum bisa membahagiakan Mama.
Maaf karena aku masih sering menyusahkan Mama.
Maaf Ma.

Semoga Mama selalu diberikan kesehatan, semoga sakit yang Mama rasakan cepat dihilangkan. Maaf terkadang aku tidak mengerti dengan keadaanmu Ma. Aku hanya tidak bisa mengungkapkannya.
Ma,
Aku tidak ingin melukaimu lagi. Jadi bersabarlah dan kuatlah sampai aku mampu membuatmu bangga padaku.

Mama adalah Ibu terbaik dengan segala kekurangan dan kelebihan yang Mama punya.
Mama memang tidak sempurna, namun kasih sayangmu membuatmu sempurna Ma.
Mama yang cantik. 
Mama yang ceria.
Mama yang cerewet.
Mama yang Pemarah.
Apapun itu, aku bahagia dan bersyukur punya Mama.

Dunia begitu keras ya Ma. Tapi Mama selalu menguatkanku.
Aku sayang Mama.
Semoga Mama bahagia selalu.
 

Rabu, 21 Desember 2016

- Kisah Dilan, dari perjalanan sebelum akhir Desember 2016

Welcome Back to my blog!

Hari ini gue balik lagi ke laman blog gue yang udah dua bulan lamanya tidak terjamah hehehe ...
Selama dua bulan kemarin gue sibuk dengan urusan di bumi. Ada banyak hal yang harus gue jalanin karena ini adalah suatu kejadian nyata bukan khayalan semata.

Sisa di bulan Oktober kemarin gue agak lupa sih sebenernya ngapain aja, seinget gue sih lagi pemulihan hati. Menyibukkan diri dengan cara terbaik yang bisa gue lakuin untuk cepet sembuh dari sakit hati gue. 

Dan yang gue inget sih, bulan Oktober itu untuk pertama kalinya gue ketemu DILAN. Bukan Dilan yang persis seperti ayah Pidi Baiq ceritakan ya. Tapi ini Dilan versi gue. Hmm, sebenernya gue lagi tergila-gila sama sosok Dilan di novel karyanya ayah Pidi. Iya, gue sampai tenggelam pengen punya pacar kayak Dilan. Yah, mungkin karena itu juga gue ngeliat sosok Dilan di dunia nyata. 
Gue enggak tau namanya, jadi di otak gue ya dia itu Dilan. 

Hmm, Dilan di dunia gue sih beda jauh dari yang diceritakan di dalam novel.
Dilan adalah seseorang makhluk bumi yang langka, yang gue pikir gue gak bisa berada di lingkaran hidupnya dan gue cuma bisa ketemu secara enggak langsung. Pertemuan pertama di kelas, pertemuan kedua di kantor dosen, pertemuan ketiga di koridor kelas. Itu pertemuan yang enggak disengaja. Setelah itu kalau gue tiba-tiba liat dia di kelas lain, gue anggap itu kebetulan yang udah di gariskan. Hehehe ...

Selebihnya belum ada kisah yang menarik dari Dilan. Gue cuma suka memandanginya dari jauh. Gue juga udah tau nama lengkapnya. Tapi tetep aja gue nyebut dia Dilan. Biar nggak ada yang tau. (Sahabat-sahabat gue aja sih yang tau)

Dan satu ketika, ada kegiatan kampus dan itu barengan sama Dilan. Entah kenapa gue mendadak nggak pengen ngeliat dia. Ilfeel mendadak karena gue rasa, enggak ada gunanya gue kayak gini. Buang-buang waktu. Dan dari situ, gue mulai lupa sama Dilan. Bertemu pun biasa-biasa aja bahkan bisa di bilang jarang ketemu. 

Semuanya berjalan dengan lancar dan biasa aja. Sampai akhirnya gue mengalami depresi dan mental gue terganggu karena permasalahan yang sebenarnya sepele. Gue salah kalau self diagnose begini. Cuma kemarin itu memang di diri gue lagi ngerasa ada yang salah sama mental gue. Too Sensitive. Sampai adanya perang sama diri sendiri dan yang kena imbasnya sahabat-sahabat gue. Tapi semuanya udah clear kok sekarang. Gue udah baik-baik aja hehehe. 

Dibalik sakitnya gue, Dilan tiba-tiba menampakkan dirinya. Entah apa yang udah terencana, gue ngerasa bahagia. Iya boleh kan ya gue bahagia sedikit. 
Tuhan itu baik. Gue dipertemukan sama Dilan untuk pertama kalinya berdua. Tidak ada pembahasan yang lain-lain sih, obrolan biasa layaknya baru kenal.

Dilan masuk ke dalam hidup gue aja, itu seperti hal yang bener-bener unpredictable. 
Seseorang yang dulu gue pikir enggak bakal inget sama gue, rupanya pikiran gue salah besar. 
By the way, 
Selamat ulang tahun ya Dilan. 
Semoga harimu menyenangkan. 
Kamu dilahirkan di bumi yang sama denganku saja, aku bersyukur.
Yang terpenting kamu bahagia, Lan!

Ucapan ini udah lewat hari sih. Gue gak bisa ngucapin secara langsung. Secara waktu itu gue sama Dilan belum ada komunikasi sama sekali. Ya jadinya, gue ngucapin lewat video kecil yang gue upload tanpa gue tunjukin kalo itu sebenernya buat dia. Tapi dia liat sih, nggak tahu deh kerasa apa enggak. 
Hmm, gue agak sedikit gila. Iya mudah-mudahan Dilan jadi enggak gila setelah kenal sama gue. 
Senang rasanya bisa kenal Dilan, bertemu secara langsung.

Semoga Dilan nggak pergi terlalu jauh dari bumi.
Terima kasih Dilan ...
Terima kasih karena mau lebih kenal denganku ...
Terima kasih karena masih mengingatku ...
Terima kasih karena mau berteman denganku ... 
Untuk saat ini, itu sudah lebih dari cukup ...


- Kisah Dilan, dari perjalanan sebelum akhir Desember 2016